× -bahasa-

×

view_list1.png Artikel     view_masonry.png Galeri     view_list2.png Video    
×
  • url:
×
×
×
3 0 0 0 0 0
3
   ic_mode_light.png

Di tengah dinginnya musim salju Alaska, terdapat makhluk kecil yang menantang logika kehidupan. Katak kayu Alaska atau Alaskan wood frog (Rana sylvatica) mampu melakukan sesuatu yang selama ini hanya terdengar dalam kisah fiksi ilmiah — membeku sepenuhnya selama musim dingin dan hidup kembali ketika musim semi tiba.

Fenomena ini bukan sekadar cerita aneh dari hutan belantara. Penelitian yang dilakukan oleh University of Alaska Fairbanks dan ahli biologi dari Carleton University, Kanada, telah membuktikan bahwa katak ini benar-benar dapat menghentikan seluruh aktivitas biologisnya selama berbulan-bulan tanpa mengalami kerusakan fatal.

Saat suhu udara jatuh hingga di bawah titik beku, katak ini berhenti bernapas, jantungnya berhenti berdetak, dan darahnya membeku. Namun keajaiban biologis terjadi ketika tubuhnya menghasilkan senyawa alami berupa glukosa dan urea dalam jumlah tinggi. Dua zat ini berfungsi seperti “antifreeze alami” yang mencegah sel-sel tubuhnya rusak akibat pembekuan.

Dalam kondisi beku total, sekitar 65 persen cairan tubuh katak ini menjadi es. Aktivitas otaknya nyaris nol, tidak ada aliran darah, dan seolah-olah ia mati. Namun begitu suhu mulai menghangat di musim semi, katak ini perlahan mencair dan seluruh organ vitalnya kembali berfungsi normal. Dalam waktu singkat, ia bisa melompat dan hidup seperti biasa — seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

Kemampuan luar biasa ini menjadi perhatian besar para ilmuwan di bidang biokriologi dan kedokteran regeneratif. Mereka menilai bahwa rahasia fisiologis katak ini bisa membuka jalan bagi teknologi pembekuan organ manusia untuk transplantasi di masa depan.

Fenomena “katak es” Alaska ini menunjukkan betapa luar biasanya mekanisme adaptasi alam. Di tengah kerasnya musim dingin, kehidupan tetap menemukan cara untuk bertahan.

Sumber:
Storey, K. B., & Storey, J. M. (2004). Physiological adaptations of freeze tolerance in vertebrates. Physiological Reviews, 84(1), 203–231.
University of Alaska Fairbanks, Department of Biology.

#BeritaViral #KatakAlaska #FaktaIlmiah #FenomenaAlam #SainsDanAlam #PenemuanIlmiah #AmazingNature #IlmuPengetahuan #BiologiUnik #FaktaMenarik

❮ sebelumnya
selanjutnya ❯
infodunia
+

banner_jasaps_250x250.png
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png urutan
  • sound.png malsAI
  • view_masonry.png grid
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png x.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× urutan
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_grid.png ic_mode_light.png ic_other.png
+
ic_argumen.png

Belum ada argumen, jadilah yang pertama